Mohon maaf lahir & batin, pamitan...(keluarga Riawan-Otty)
Assalamu’alaikum wr wb.
Bapak/Ibu apa kabar semuanya ? Kami harap semuanya baik ya... Tidak kurang suatu apapun juga dan selalu dalam lindungan-Nya, amin. Duuuh dah lumayan lama juga saya ga nongol di email, rasanya tangan gatel juga neh he..he.. Akhirnya ga tahan juga ingin nimbrung. Sebenarnya sih saya selalu membaca dan mengikuti perkembangan email-email yg saya terima. Tapi, sekarang untuk ikutan nimbrung kadang-kadang takut saleh-saleh kate & jadi malapetaka he..he... Maklum, saya suka latah dan keceplosan kalau sudah asik ngetik dan ngomong, seperti yg kena hipnotis geto loch...saking asiknya.
Bapak/Ibu yg bijaksana dan penuh pengertian...
Ijinkan saya mengungkapkan perasaan dan isi hati saya yang paling dalam, sebelum kami meninggalkan Kuwait. Sebenarnya sedih banget rasanya, karena disini saya sudah menemukan teman-teman dan sahabat-sahabat yang baik-baik hati. Rasanya sudah seperti saudara dan keluarga sendiri semuanya. Sekarang lagi akrab-akrabnya, tapi Allah punya rencana lain buat kami sekeluarga. Yah, kami tinggal menjalaninya saja, Insya Allah ini adalah jalan yang terbaik buat kami yang Allah berikan...
Sebelumnya saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya, tolong jangan dimasukan ke dalam hati ya. Bukan bermaksud menasehati apalagi menggurui Bapak/Ibu. Tetapi semoga bisa ditanggapi dengan positif. Kalau ada yang kurang berkenan dan berbeda pemikiran, ya itu memang wajar dalam kehidupan. Ada sedikit krikil tajam yang baru-baru ini saya rasakan agak mengganggu dalam masalah perbedaan ini. Kalau kita tidak sepemikiran itu biasa, masih bisa untuk dikompromikan dan dicarikan solusinya. Yang kami sayangkan, justru malah seperti ada jurang pemisah antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Kalau kita bisa berfikir secara lebih bijaksana dan dewasa. Perbedaan adalah hal yang biasa dan justru dapat dihargai, karena memang manusia itu tidak ada yang sama dan fungsinya saling mengisi. Ada pepatah mengatakan, manusia itu berbeda dan tidak ada satupun manusia yang sempurna, "people are different and no one is perfect". Mau birokrat, akademia, pekerja, ibu rumah tangga bahkan tukang sapupun sama-sama punya kelebihan dan kekurangan.
Wah, rasanya saya kagok juga kalau mau bicara yang rada seriusan. Tapi apa boleh buat, kami diminta untuk memberikan kesan-kesan selama tinggal di Kuwait. Yang jelas... kami juga manusia. Jadi banyak kekurangan dan kekhilafan, hanya Allah-lah yang sempurna. Dan saya menyadari akan salah satu kekurangan saya yang sering bercanda dan bersenda gurau sehingga terkadang mungkin sampai tidak disadari (mohon maaf, kalau sampai melewati batas atau lupa daratan). Tapi Wallahi, saya tidak punya niat atau maksud yang negatif sama Bapak/Ibu semua. Insya Allah, bukannya takabur, saya tidak menyimpan rasa dendam, benci, iri, dengki atau bermaksud negatif lainnya sama Bapak/Ibu dan teman-teman semuanya. Alhamdulillah, selama saya berteman saya merasa tidak pernah punya musuh. Karena mencari musuh itu lebih gampang daripada mencari teman. Saya masih normal koq he..he..saya lebih senang punya banyak teman daripada musuh. Mungkin karena memang teman-teman saya selama ini, bisa memaklumi dan pengertian semua dengan kekurangan yang saya miliki, jadi insya Allah tidak menimbulkan masalah. “Tak kenal maka tak sayang”. Syukur Alhamdulillah, Allah memberikan teman-teman yang baik-baik hati semuanya buat saya. Kalaupun ada yang bermasalah atau mempermasalahkannya, saya harap bisa lebih memakluminya. Rasanya tidak perlu buang-buang energi hanya untuk mempermasalahkannya. Masih banyak hal-hal lain yang lebih penting dan berguna untuk dipikirkan.
Bapak/Ibu yang berhati mulia..
Namanya juga hidup saling beriteraksi dan berosialisasi. Kita menemukan beraneka ragam sifat dan karakter manusia yang berbeda-beda. Disinilah perbedaan dan kesalahfahaman perlu disikapi secara bijak, dan untuk menjadi bijak itu mungkin tidak mudah. Ada idiom yang mengatakan; "pilihlah untuk menjadi yang baik, daripada menjadi yang benar kalau belum bisa menjadi yang bijak". Biarlah orang lain menjadi yang "benar". Ini bukan berarti kita yang “salah”, semua akan baik-baik saja. Kita akan mendapatkan kepuasan batin, untuk membiarkan orang lain menjadi yang "benar", tentunya dalam batas yang masih wajar. Memang tidak gampang. Karena, mungkin kita merasa kurang nyaman dan tidak bahagيa. Nah, kalau ada yang kurang bahagia, ingatlah diri sendiri bahwa kitalah satu-satunya orang yang dapat membuat diri kita bahagia. "Menyalahkan orang lain, membutuhkan energi yang besar. Itulah pola pikir yang menenggelamkan, yang menciptakan stres dan penyakit. Menyalahkan orang lain membuat kita tak punya kekuatan atas hidup kita sendiri karena kebahagiaan kita bergantung pada tindakan dan tingkah laku orang lain, yang tidak dapat kita kontrol". Kalimat ini saya kutip dari seorang penulis buku bernama Richard Carlson, Ph.D.Mungkin bagi para pakar ilmu jiwa (psychology), nama pengarang itu sudah tidak asing lagi. Mudah-mudahan bisa ada manfaatnya tapi kalau ada yang sudah tau atau sudah mengerti tentang hal ini, tolong diabaikan saja yaaaa...
Maaf ya Bapak/Ibu, sering sekali kita terutama kaum perempuan, terlalu bermain dengan perasaan daripada rasionalnya. Saya juga seorang ibu dengan 2 orang anak, mungkin sama seperti yang lain-lainnya. Saya juga masih harus banyak belajar tentang hidup beriteraksi dan bersosialisasi bersama teman-teman dan lingkungan dimanapun kita berada. Semakin banyak teman dan lingkungan yang kita temui semakin banyak lagi pengalaman dan hikmah yang dapat kita petik didalamnya, sehingga pikiran kita jadi semakin terbuka dan kita semakin banyak belajar (proses pembelajaran diri). Bahasa okemnya neh : "Experience is the best teacher". Dengan pengalaman kita bisa belajar lebih banyak lagi tentang hidup. Salah satunya, belajar bagaimana bersikap dan menyikapi orang lain yang pemahaman dan pemikirannya berbeda dengan kita. Yang penting harus bisa kita komunikasikan, biar kita tidak salah mengerti dan salah menduga..."Dengan komunikasi semua masalah insya Allah dapat diatasi, tapi sebaliknya tanpa komunikasi semua bisa jadi masalah” (yang ini dikutip dari Otty saja ya he…he..). Jadi tidak perlu menduga-duga atau “tebak-tebak berhadiah,” mungkin begini mungkin begitu mungkin juga tidak begini dan tidak begitu…(salah tebak dong ya hi..hi..)
Bapak/Ibu yang baik dan bijaksana...
Mari kita bersama-sama menyingsingkan lengan baju. Semoga kita semua sesama orang-orang Indonesia yang ada di Kuwait dan dimanapun kita berada, dapat saling menjaga dan menjalin tali persaudaraan atau tali silaturahmi. Dapat bekerjasama dengan baik, akur/kompak, saling bahu membahu demi kemajuan kita bersama dan demi nama baik Indonesia tercinta. Semoga tidak ada kemelut lagi diantara kita semua...
Akhir kata, dengan rendah hati kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya, apabila selama ini kami ada kesalahan, dan mungkin ada kata-kata/perbuatan yang kurang berkenan di hati atau kurang sopan, kami sama sekali tidak bermaksud negatif kepada Bapak/Ibu semua.. Mudah-mudahan selingan ini, bisa bermanfaat dan dapat menetralisir hati dan perasaan kita. Ini adalah salah satu wujud keperdulian, kasih sayang dan keterbukaan hati kami buat semua saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang berada di Kuwait. Semoga Bapak/Ibu yang lain juga bisa terbuka untuk mengungkapkan sedikit isi hati atau uneg-unegnya yg masih terpendam, biar ga jadi bisul atau jadi penyakit he..he..
Tidak lupa kami ucapkan, terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada perkumpulan Pengajian Khairunnisa dan perkumpulan Pengajian Anak-anak (TPA Perwira), terlalu banyak kenangan yang indah buat kami sekeluarga, yang tidak mudah kami lupakan begitu saja ("TERLALU INDAH UNTUK DILUPAKAN"). Semoga tambah maju dan sukses selalu. Kami sekeluarga sangat senang dan berterima kasih sama Allah karena dipertemukan sama lingkungan teman-teman yang sangat kekeluargaan dan baik-baik hati semua. Kuwait adalah negara yang paling berkesan buat kami sekeluarga. Dan dengan berat hati kami sekeluarga harus berpisah sama teman-teman dan sahabat-sahabat semua. Semoga perpisahan ini tidak menjadi akhir dari persahabatan dan persaudaraan kita. Mudah-mudahan kita masih bisa terus komunikasi lewat email, sms atau telpon dan mungkin juga kita akan dipertemukan lagi entah dimana, world is getting smaller.
Sampai jumpa lagi sahabat-sahabat dan saudara-saudaraku.
Sekali lagi mohon maaf lahir dan batin, jika ada yang tidak berkenan. Terima kasih banyak, salam hangat dari kami....
Wassalamualaikum wr wb.
-(Riawan, Oriana, Rio dan Otty)-
Saturday, June 9, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SEMOGA SEHAT SELALU DAN SUKSES DI TEMPAT KERJA YANG BARU!!!
AMEEN!!!